TIME IS SWORD


TIME IS SWORD


            Perjalanan, perjuangan, langkah serta gerak gerik manusia tak bisa lepas dari waktu. Manusia yang baik manusia yang bisa mengatur waktu, bukan manusia yang terbuai oleh asmara waktu. Waktu merupakan kajian utama pada kesadaran manusia, karena tidak sedikit diantara manusia yang sudah hidup cukup lama tapi tak menghasilkan apa-apa dari yang mereka lewati.

            Waktu semakin tipis, tapi kesadaran tak semakin tebal. Waktu kian habis, namun belum juga kita sampai pada titik nalar yang benar.

            Apa yang kita lakukan harus menghasilkan sesuatu yang baik, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kita selalu dituntut untuk sadar. Sadar dalam menjalani waktu, karena sesungguhnya kita sedang dalam mencipta sejarah. Sejarah apa yang telah kita cipta setahun yang lalu? Sejarah apa yang sudah kita gubah sebulan yang lalu? Bahkan, sejarah apa yang telah kita pikirkan sedetik yang lalu? Pertanyaan-pertanyaan yang selayaknya kita layangkan berulang-ulang. Tidak saja apda diri sendiri, tapi juga pada karib, kawan bahkan lawan sekalipun. Sejarah apa yang sedang kita sulam?

            Sejarah tak selamanya harus kisah-kisah besar, heroik, dan mengagumkan. Bisa saja hanya sejarah local, yang beredar diantara penduduk sebuah kota kecil. Bisa saja sejarah yang lebih kecil, yang cukup dikenang untuk anak cucu dikemudian hari. Tapi sungguh, mencipta sejarah harus dipikirkan.

            Tak heran ketika Imam Al-Ghazali berkata kepada para muridnya bahwa hal yang paling jauh didunia ini adalah masa lalu. Karena masa lalu itu tidak bisa dialami kembali. Adanya waktu bukan untuk dimainkan percuma, tapi untuk dimanfaatkan secara maksimal.

            Hidup bukanlah waktu yang terjadi begitu saja. Dari tiada, lalu lahir, besar, tua dan hilang. Sungguh, tak seperti itu yang terjadi sebenarnya. Kita akan ditanya tentang waktu-waktu yang telah berlalu dalam hidup ini. Ditanya oleh yang punya waktu, kemana saja waktu dihabiskan dan pergi.

            Waktu adalah pedang, begitu kata pepatah arab. Tapi meski waktu adalah pedang, tapi tak pernah kita punya perasaan bahwa sewaktu-waktu kita bisa terpenggal. Waktu juga akan terus minta tanggung jawab dan selalu mengajukan pertanyaan. Sungguh, kita tak diajarkan untuk menjalani hidup apa adanya. Rasul merancang hidupnya, juga dakwah dan sejarahnya.

            Peranan dalam sejarah harus kita tentukan. Kita tak bisa lagi membiarkan waktu berlalu tanpa peran dan jejak kaki kita mencipta sejarah. Tentu saja sejarah yang cemerlang, yang diingat dan dituturkan dengan bangga dan riang. Bukan sejarah yang diceritakan dengan mengenang segala keburukan.

            Dan untuk itu, hanya ada satu cara untuk membangunnya. Seperti kata Nabi, kita harus menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, bulan ini harus lebih baik dari bulan sebelumnya dan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Al-waqtu kash-shaif in lam taqtha’hu qhatha’aka.

1 comment: