Review Buku God, Man, and Nature Karya Ahmad Saidah, Ph.D
Oleh Hafidh Fr
Bab 1 Pendahuluan Terkait Relasi Tuhan, Manusia dan Alam
Buku ini sebetulnya menganalisis lebih dalam terkait pemikiran
toshihiko izutsu tentang semantik Al-Quran yang membahas Tuhan dan Manusia, hanya
pada akhirnya Ahmad Saidah menambahkan satu variabel yang memang dipandang
penting juga yakni alam.
Hubungan segi tiga antara Tuhan, manusia dan alam sangat umum
diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun seringkali hal ini dianggap
sederhana dan sebelah mata, pada intinya hal ini menjadi pondasi bagi kita
untuk menghadapi segala sesuatu. Terlebih persoalan ini sering disampaikan di
forum-forum kajian dan ceramah di masjid-masjid. Seyogianya, Tuhan sebagai
Pencipta, dan dua yang terakhir sebagai ciptaan dan manifestasi dari
kekuasaan-Nya dan wujud keberadaan-Nya. Menurut Ahmad Saidah keterkaitan tiga
hal ini sebetulnya sangatlah rumit, karena terkadang pemahaman terhadap Tuhan
ternyata menghasilkan pelbagai persoalan dan tindakan yang berbeda, bahkan di
antara sesame penganut satu agama.
Semua telah sepakat bahwa kepercayaan kepada Tuhan, biasanya
disebut dengan iman di dalam Islam.
Hal itu merupakan inti dari agama. Lalu Toshihiko Izutsu, sebagai seorang
sarjana kajian Islam memberikan perhatian lebih pada persoalan pemikiran Islam
dan telah menerjemahkan al-Quran ke dalam Bahasa Jepang, tentunya ia memandang
ke tiga persoalan itu sangatlah penting. Tidak hanya terkait esensi dan
eksistensi Islam, tetapi juga pembahasan ini muncul sebagai permulaan dari
pemikiran teologi muslim zaman awal. Perselisihan ini muncul akibat kepentingan
politik di antara kelompok-kelompok Islam pada saat itu, tepatnya perpecahan
antara pendukung Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah. Hingga muncul satu kelompok
yang kita kenal dengan istilah khawarij.
Tentu saja, kita bisa membayangkan bahwa permasalahan ini mempunyai
dampak yang menentukan bagi kehidupan muslim. Sebab, sejak masa lalu sampai
sekarang, permasalahan ini yang menyebabkan kita terjebak dalam mengafirkan
satu sama lain, baik terhadap muslim maupun non muslim.
Disamping hal tersebut, Ahmad Saidah
menggambarkan bahwa hubungan manusia dan alam mempunyai pengaruh besar terhadap
lingkungan sekitar, baik manusia dan alam itu sendiri bahkan makhluk-makhluk
yang ada disekitarnya sepeti flora dan fauna. Kesadaran terhadap pemeliharaan
lingkungan sangatlah menentukan kualitas ketiganya (manusia, alam, dan
binatang). Walau bagaimana pun manusia, ternyata kebanyakan manusia mengabaikan
susunan alam ini untuk memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Ketamakan dan
kerakusanlah yang menakibatkan hubungan itu tidak stabil.
Sebenarnya, bencana-bencana yang terjadi per
hari ini bukan atas dasar takdir semata, akan tetapi efek dari banyaknya
eksploitasi hutan yang tidak terkawal, pembakaran liar, dan perambahan lahan
hijau secara sembarangan. Karena hutan sebagai tandahan air tidak mampu lagi
menahan air, sehingga banjir mudah terjadi. Tidak itu saja, ekosistem yang
rusak juga mengganggu keberlangsungan hidup flora dan fauna.
Berdasarkan fakta yang ada, Ahmad Saidah
menilai terkait teologi ini, hampir-hampir kita mudah menemukan praktik
keagamaan yang hanya berhubungan dengan ibadah dalam pengertian sempit
(ritual-formal). Praktik keagamaan belum menyentuh ibadah yang lebih luas
(sosial), yang seharusnya jauh lebih ditekankan di dalam Kitab Suci (Al-Quran).
Ahamd Saidah mengungkapkan dalam pendahuluan
bahwa hal-hal yang spiritual mestilah ditafsirkan kembali, jangan sampai muncul
pemahaman yang sempit terkait teologi ini. Jangan sampai ada anggapan bahwa
keshalihan ibadah ritual formal telah memadai untuk mengantarkan seseorang
masuk ke syurga. Padahal pemahaman semacam ini mengabaikan ketundukan sejati,
yaitu sikap taat yang ditunjukkan juga dengan mengamalkan ketentuan-ketentuan
Tuhan yang berkenaan dengan kewajiban terhadap lingkungan dan manusia yang
lainnya.
Berangkat dari uraian tentang masalah
kerumitan hubungan Tuhan dan manusia, serta implikasinya terhadap alam. Penjelasan
Al-Quran menjadi sangat penting untuk kemudian dapat dijadikan pijakan tentang
cara manusia beragama dan menjalankan keyakinannya atas dasar pengertian yang
mendalam terhadap ajaran Tuhan.
Untuk pembahasan dan penganalisisan Ahmad
Saidah terhadap pemikiran Toshihiko Izutsu akan ditulis di review-review
selanjutnya.
No comments:
Post a Comment