Pria dan Semut yang Mendaki

Udara tandus kala itu jadi tontonan awal panca indra, padang pasir membentang luas menjadi hiasannya, hempasan udara dari hidung menjadi penenang dirinya. Duduk di atas kursi hitam yang empuk, sembari meminum teh hangat dan secuil roti coklat yang nikmat dan pikiran yang memutar kian kemari tak tentu arah masih ia pikirkan. Ia memikirkan tahap belajar yang sedang ia tempuh kala itu. Rasa gundah nan bingung bak daun dan buah yang tak bisa dipisahkan, ada satu pertanyaan yang amat membuatnya bingung. Ketika dirinya sudah lama bercengkrama dengan indah nan tulus dengan bahasa arab, tapi dirinya tak jua dapat menguasainya. Putus asa yang dirasa, setan mulai masuk ke alam pikirannya dengan membawa berbagai dalih untuk membelokkan niat baik pria ini. Hari demi hari pertanyaan ini terus gentayangan dalam bayangannya. Gairah belajar dirinya terhadap bahasa arab pun hari demi hari kian menipis, bagaikan buah yang dikikis secara terus menerus.

Namun tiba di suatu hari, ketika dirinya sedang memaksakan diri untuk belajar bahasa arab. Ia sedang duduk sembari memegang buku Luhgoh 'Arabiyyah, tertuju pandangannya ke satu hal kecil pada dinding yang berada kurang lebih 5 meter dri tempat duduknya. Satu hal kecil ini berupa hewan hitam yang amat sangat kecil, ya.. Ia adalah semut. Tertuju pandangan pria ini ke semut yang tepat berada di hadapannya, di dinding bercatkan warna hijau. Ketika melihat semut yang sedang berjalan di dinding itu, tiba-tiba semut jatuh ke bawah. Tak lama kemudian semut itu berjalan kembali ke atas menuju dinding yang sama. Hal yang serupa pun terjadi kembali, semut itu kembali jatuh ke bawah. 5 detik kemudian, semut itu pun pantang menyerah dengan mencoba kembali menaiki dinding itu untuk ketiga kalinya. Dan alhasil semut itu pun bisa manaiki dengan baik dan sampai pada tujuannya. Pria yang sedang tertuju pandangannya pada semut itu kini mulai termenung dengan pikiran yang kembali gentayangan. Pola kinerja semut tadi tak lama kemudia memunculkan pertanyaan bagi dirinya pribadi, seekor semut yang kecil saja tidak menyerah untuk berusaha mendaki dinding dan pada akhirnya bisa berhasil walaupun sebelumnya jatuh berulang kali.

Hal ini menjadi pelipur dan penghibur serta penyemangat bagi dirinya, ketika saat ini belum bisa menaklukan dan menguasai bahasa arab. Ia bertekad untuk berusaha sekuat tenaga supaya bisa menguasai bahasa arab tersebut, dengan tekad dan usaha seperti itu akhirnya bisa menuntaskan pertanyaan yang dulu kian kemari. Dan akhirnya dengan berjalannya waktu ia ahli dalam bidang bahasa arab dan qiraat.

Ya pria ini yang sudah masyhur di kalangan mahasiswa bahasa arab, beliau adalah imam al-kasaiy rahimahullah..

No comments:

Post a Comment