Haruskah Mengangkat Tangan ketika Berdoa? Inilah jawabannya!

Sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat kita apabila berdoa mengangkat kedua tangan, dan ada hadits yang menerangkan bahwasanya Nabi mengangkat tangannya dalam berdoa ketika:
1. Sesudah shalat
2. Melihat Ka'bah
3. Menerima Wahyu
4. Taubat
5. Setelah beres menguburkan jenazah
Diantara hadits-hadits yang menerangkan bahwasanya Nabi mengangkat tangannya ketika berdoa yaitu diterangkan dalam beberapa riwayat, diantaranya:



1. Hadits Mengangkat Tangan Setelah Shalat
Hadits Pertama

عَنِ الأَسْوَدِ اَلْعَامِرِيِّ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ صَلَيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ اَلْفَجْرَ فَلَمَّا سَلَمَ اِنْحَرَفَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَدَعَا

Artinya: Hadits ini diterima dari Aswad al-Amiri, dari ayahnya, ia berkata: kami shalat fajar (subuh) bersama Rasulullah, ketika beliau salam, beliau bergeser (berpindah tempat) serta beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdoa.

Keterangan hadits: Al-Mubarakafuri menjelaskna di dalam kitabnya Tuhfatul ahwadzi, hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abu Syaibah di dalam mushanafnya, sebagian ulama menerangkan bahwasanya hadits ini diriwayatkan tanpa sanad serta menyandarkan kepada pengarangnya (Ibnu Abu Syaibah). Dan saya tidak menentukan sanadnya apakah shahih atau dhoif, hanya Allah yang lebih tahu. Tetapi setelah saya melihat di dalam al Mushanaf sebagaimana yang diceritakan oleh Al Mubarakafuri, saya tidak mendapatkan hadits ini, tetapi yang saya dapatkan di dalam hadits ini hanya sampai pada kalimah "فَلَمَّا سَلَمَ اِنْحَرَفَ" tanpa kalimah "وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَدَعَا" [kitab Al Mushanaf Ibnu Abu Syaibah juz  I  halaman 269]. Oleh karena itu, periwayatan Ibnu Abu Syaibah yang diterangkan Al Mubarakafuri tidak bisa dipastikan dan tidak bisa diterima. Jadi hadits diatas tergolong hadits dhoif (lemah).

Hadits Kedua
 عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِ أَنَّهُ قَالَ مَا مِنْ عَبْدِ بَسَطَ كَفَّيْهِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثُمَّ يَقُولُ اَللّهُمَّ إِلهِي وَإِلهَ إِبْرَاهِيْمَ … إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يَرُدَّ يَدَيْهِ خَائِبَتَيْنِ رواه ابن السني

Artinya: Hadits ini diterima dari sahabat Anas, dari Nabi, ia berkata: Tidak ada seorang hamba mengangkat kedua tangannya di setiap akhir shalat, seraya berdoa, Ya Allah! Pangeranku dan pangeran Ibrahim, kecuali hak bagi Allah ‘Azza wa Jalla tidak membalikan kedua tangannya di dalam keadaan hampa. [Hadis riwayat Ibnu As Sunni, lihat di dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, juz ke II halaman ke 199]

Keterangan Hadis : Hadis ini dhoif disebabkan ke-dhoifan rawi yang bernama Abdul ‘Aziz bin Abdurrahman al Qurasyi.,  Imam Ahmad menjelaskan: saya melihat hadits-hadits Abdul ‘Aziz bin Abdurrahman al Qurasyi sebab hadits-haditsnya palsu . An Nasai menjelaskan: Abdul ‘Aziz bin Abdurrahman al Qurasyi adalah rowi yang tidak tsiqat”. Ad Daraquthni menjelaskan: Abdul ‘Aziz bin Abdurrahman al Qurasyi rowi yang ’Munkarul hadis”., serta imam Ibnu Hiban menjelaskan : Abdul ‘Aziz bin Abdurrahman al Qurasyi tidak halal haditsnya untuk dipakai sebagai dalil, sebab haditsnya dhoif [ silahkan lihat di dalam kitab Mizanul ‘Itidal, juz ke IV halaman 376]
Hadits Ketiga
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي يَحْيَى قَالَ رَأَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ الزُّبَيْرِ وَرَأَى رَجُلاً رَافِعًا يَدَيْهِ قَبْلَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَتِهِ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهَا قَالَ اِنَّ رَسُولَ اللهِ لَمْ يَكُنْ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ صَلاَتِهِ.

Artinya: Hadits ini diterima dari sahabat Muhammad bin Abi Yahya, ia berkata: saya melihat Abdullah bin Zubair sedang melihat seseorang yang mengangkat tangannya sebelum beres shalatnya, ketika sudah beres shalatnya, Abdullah bin Zubair berkata: Sesungguhnya Rasalullah tidak pernah mengangkat tangannya sebelum beres shalatnya. [Hadis riwayat Abu Abdullah al Hanbali, silahkan lihat di dalam kitab al Ahaditsil Mukhtarah juz IX, halaman 336]

Keterangan Hadits: Hadits ini dhoif sebab sanadnya terputus yaitu rowi yang bernama Muhammad bin Abu Yahya al-Aslami, Abu Abdullah al Madani tidak melihat ataupun mendengar Abdullah bin Zubair. Muhammad bin Abu Yahya al Aslami, Abu Abdullah al Madani beliau wafat pada tahun 144 H (lihat kitab Tahdzibul Kamal) sedangkan Abdullah bin Zubair dilahirkan setelah 20 bulan dari bulan Hijriah.

2. Hadits Mengangkat Tangan ketika Melihat Ka’bah
Hadits Pertama
عَنِ بْنِ جُرَيْجٍ أَنَّ النَّبِيَ كَانَ إِذَا رَأَى الْبَيْتَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَقاَلَ


Artinya: dari sahabat Ibnu Juraij, sesungguhnya Nabi ketika melihat Ka’bah beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:

اَللّهُمَّ زِدْ هَذاَ الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَكَرَمَهُ وَعَظَمَهُ مِمَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيْفًا وَتَكْرِيْمًا وَتَعْظِيْمَا وَبِرّ
[Hadits riwayat imam bahaqqi di dalam kitab sunan al-kubro juz V halaman 73, juga diriwayatkan oleh imam syafi'i di dalam kitab Al-um juz  2 halaman 169]

Hadits Kedua
عَنْ مَكْحُوْلٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ إِذَا دَخَلَ مَكَّةَ فَرَأَى الْبَيْتَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَكَبَّرَ

Artinya: Dari sahabat Makhul, ia berkata: keadaan Nabi ketika masuk kota Makkah lalu beliau melihat Ka’bah, beliau mengangkat kedua tangannya dan beliau bertakbir seraya berdoa:

اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ اَللّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَكْرِيْمًا وَتَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَبِرًّا
 [Hadits riwayat imam ibnu abi syaibah di dalam kitab al Mushanaf juz  VII, halaman 102]
Hadis Ketiga
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أُسَيْدٍ أَبِي سُرَيْحَةَ اَلْغِفَارِيِّ أَنَّ النَّبِيَ كَانَ إِذَا نَظَرَ إِلَى الْبَيْتِ قَالَ اَللّهُمَّ زِدْ بَيْتَكَ هَذَا تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَعَظَمَهُ مِمَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَعْظِيْمًا وَتَشْرِيْفًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً.

Artinya: Dari sahabat Hudzaifah bin Usidi Abi Suraihah al-Ghifari, sesungguhnya Nabi ketika beliau melihat Ka’bah berdoa:

اَللّهُمَّ زِدْ بَيْتَكَ هَذَا تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً وَزِدْ مَنْ شَرَّفَهُ وَعَظَمَهُ مِمَنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَعْظِيْمًا وَتَشْرِيْفًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً.

 [Hadis riwayat imam Thobroni di dalam kitab al Mu’jamul Ausath juz  VII, halaman 81]

Keterangan hadits: Ketiga hadits ini dhoif selain dari rantai sanadnya yang terputus (munqothi) juga di dalam sanadnya terdapat seorang rowi yang bernama Ashim bin Sulaiman al Kauzi, Ashim adalah rowi yang Munkarul Hadits. Adapun mengenai doa didalam hadits diatas diamalkan oleh sahabat Umar tanpa mengangkat tangan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah:

أَنَّ عُمَرَ كَانَ إِذَا دَخَلَ الْبَيْتَ

Artinya: Sesungguhnya Umar apabila memasuki Ka’bah beliau berdoa:

 اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا  بِالسَّلاَمِ

[Hadis riwayat imam ibnu abi syaibah di dalam kitab al Mushannaf juz  IV, halaman 81]





3. Hadits Mengangkat Tangan ketika Menerima Wahyu


عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ قَال سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ كَانَ النَّبِيُّ إِذَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ سُمِعَ عِنْدَ وَجْهِهِ كَدَوِيِّ النَّحْلِ فَأُنْزِلَ عَلَيْهِ يَوْمًا فَمَكَثْنَا سَاعَةً فَسُرِّيَ عَنْهُ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ اللَّهُمَّ زِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلاَ تُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا وَآثِرْنَا وَلاَ تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَارْضِنَا وَارْضَ عَنَّا ثُمَّ قَالَ أُنْزِلَ عَلَيَّ عَشْرُ آيَاتٍ مَنْ أَقَامَهُنَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ ثُمَّ قَرَأَ ( قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ) حَتَّى خَتَمَ عَشْرَ آيَاتٍ.

Artinya: dari sahabat Abdurrahman bin Abdil Qori’ berkata, saya mendengar Umar bin Khatab berkata, keadaan Nabi apabila turun wahyu kepadanya, kedengaran seperti suara gemuruh lebah, lalu disuatu hari diturunkan wahyu kepadanya, kami berdiam diri sebentar, lalu diungkapkan makna wahyu itu kepadanya, lalu beliau menghadap kea rah kiblat sambil mengangkat tangan dan berdoa:

اللَّهُمَّ زِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلاَ تُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا وَآثِرْنَا وَلاَ تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَارْضِنَا وَارْضَ عَنَّا

Lalu nabi bersabda: telah diturunkan kepada kami 10 ayat barang siapa yang berpegang teguh dan mengamalkan ayat itu, niscaya akan masuk syurga, lalu Nabi membaca (Qod aflahal Mu’minun) sampai ayat 10.

[Hadits ini diriwayatkan oleh imam turmudzi di dalam kitab sunan at Tirmidzi juz V halaman 305]

Keterangan hadits: Sanad hadits diatas dhoif karena kemajhulan seorang rowi yang bernama Yunus bin Sulaim, Imam nasa’I mengatakan bahwa dia adalah seorang yang munkar. [silahkan lihat di dalam kitab tahdzibul Kamal juz XXXII, halaman 508-510]

4. Hadits Mengangkat Tangan ketika Taubat

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِي قَالَ: كُلُّ شَيْءٍ يَتَكَلَّمُ بِهِ بْنُ آدَمَ فَإِنَّهُ مَكْتُوبٌ عَلَيْهِ فَإِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً فَأَحَبُّ أَنْ يَتُوْبَ إِلَى اللهِ فَلْيَأتِ رَفِيْعَهُ فَلْيَمُدَّ يَدَيْهِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ يَقُولُ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَتُوبُ إِلَيْكَ مِنْهَا لاَ أَرْجِعُ إِلَيْهَا أَبَدًا فَإِنَّهُ يَغْفِرُ لَهُ مَا لَمْ يَرْجِعْ فِي عَمَلِهِ ذَلِكَ.

Artinya: dari sahabat Abi Darda, dari Nabi beliau bersabda: Setiap yang diucapkan oleh anak Adam pasti akan dicatat, ketika membuat satu kesalahan, akan dicintai Allah apabila taubat, dan bersegera memuliakan Allah lalu mengangkat kedua tangan dan berdoa:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَتُوبُ إِلَيْكَ مِنْهَا لاَ أَرْجِعُ إِلَيْهَا أَبَدًا فَإِنَّهُ يَغْفِرُ لَهُ مَا لَمْ يَرْجِعْ فِي عَمَلِهِ ذَلِكَ

[Hadis riwayat imam hakim di dalam kitab al-mustdrok juz  I halaman 679]

Keterangan hadits: menurut Imam Hakim hadits ini shahih sama dengan syarat periwayatan imam bukhori muslim, tapi setelah diteliti oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, ternyata hadits ini tidak ada dalam periwayatan mereka dalam kitab shahihnya sehingga pernyataan Imam Hakim tidak bisa diterima sebab setelah diteliti lebih lanjut hadits ini tergolong hadits yang dhoif karena di dalam sanadnya ada rowi yang bernama Fudhail bin Sulaiman an Numair. [silahkan lihat di dalam kitab Tahdzibul Kamal juz XXIII halaman 271-275]

5. Hadits Mengangkat Tangan Setelah Beres Menguburkan Jenazah

عَنْ عَبْدِاللهِ قَالَ : وَاللهِ لَكَأَنِّي أَرَى رَسُولَ اللهِ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَهُوَ فِي قَبْرِ عَبْدِاللهِ ذِي الْبَجَادَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ رضي الله تعالى عَنْهُمْ يَقُولُ : أَدُلِّيَا مِنِّي أَخَاكُمَا وَأَخَذَهُ مِنْ قِبَلِ الْقِبْلَةِ حَتَّى أَسْنَدَهُ فِي لَحْدِهِ ثُمَّ خَرَجَ النَّبِيُ اللهِ وَوَلاَّهُمَا الْعَمَلَ فَلَّمَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِهِ اِسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ رَافِعًا يَدَيْهِ يَقُولُ اَللّهُمَّ إِنِّي أَمْسَيْتُ عَنْهُ رَاضِيًا فاَرْضِ عَنْهُ وَكَانَ ذلِكَ لَيْلاً.

Artinya: dari sahabat Abdillah berkata, Demi Allah sesungguhnya saya melihat Rasulullah ketika perang tabuk, beliau berada dipemakaman Abdullah Dzil Bajadain, Abu Bakar, dan Umar semoga Allah meridhoi kepada mereka, lalu ia berkata: apakah ingin kalian berdua membantu saya untuk saudara kalian? Maka dia memasukkan jenazah Abdullah dari arah kiblat, sampai ia membaringkan jenazahnya di lubang kubur, lalu Rasulullah naik dari lubang kubur dan menghadap kiblat lalu mengangkat kedua tangannya seraya beroda:

اَللّهُمَّ إِنِّي أَمْسَيْتُ عَنْهُ رَاضِيًا فاَرْضِ عَنْهُ وَكَانَ ذلِكَ لَيْلاً.
 [Hadits riwayat imam abu nu'aim di dalam kitab Hilyatul Auliya juz I halaman 122]

Keterangan hadits: hadits ini tergolong hadits dhoif jiddan (sangat lemah) sebab di dalam sanadnya terdapat rowi yang bernama:
1. Sa’ad bin As Shalt, ia dikategorikan rowi yang majhul
2. Tidak jelas ke- Muttasilan Sa’ad bin As Shalt
3. ‘Abad bin Ahmad Al ‘Aruzi  yang dianggap Matruk [silahkan lihat di dalam kitab al Jarhu wat Ta’dil juz  IV  halaman 68]
---------------------------------------
Hadits-hadits yang Umum yang Sering dipakai Dalil Berdoa Harus Mengangkat Tangan
A. Hadits Pertama

عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ.

Artinya: dari sahabat Salman al-Farisi, dari Nabi, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai sifat malu yang Maha Mulia, Dia akan merasa malu jika seseorang berdoa sambil mengangkat kedua tangannya lalu dibalikkan kedua tangan itu dalam keadaan hampa [Hadis riwayat imam turmudzi di dalam kitab sunan turmudzi juz  V halaman 520]


Keterangan Hadits : Sanad hadits ini dhoif, sebab semua jalur riwayatnya kumpul di 3 orang yang dhoif, yaitu:
1. Ja’far bin Maimun
2. Sulaiman At Taimi
3. Sulaiman At Taimi
Ketiga rowi ini sama-sama menerima hadits dari abu usman an-nahdi, dari salman al-farisi, dari nabi

B. Hadits Kedua

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِّيٌ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ فَيَرُدُّهُمَا صَفْرًا لَيْسَ فِيْهِمَا شَىْءٌ

Artinya: dari sahabat Jabir berkata, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai sifat malu yang Maha Mulia, Dia akan merasa malu jika seseorang berdoa sambil mengangkat kedua tangannya dibalikkan kedua tangan itu dalam keadaan hampa yang tidak ada kebaikan padanya. [Hadis riwayat imam Thobroni di dalam kitab majmu al-ausath juz  V halaman 298]

Keterangan hadits: sanad hadits ini dhoif, sebab kedhoifan rowi yang bernama Yusuf bin Muhamad bin al Munkadir, imam Ahmad menganggap rowi tersebut lemah dan cacat, Imam abu Dawud menganggap rowi tersebut dhoif.[silahkan lihat di dalam kitab Tahdzibul Kamal juz XXXII, halaman 456-457]

C. Hadits Ketiga

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ  إِنَّ اللهَ رَحِيْمٌ حَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ ثُمَّ لاَ يَضَعُ فِيْهِمَا خَيْرًا

Artinya: dari sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda sesungguhnya Allah yang Maha pengasih mempunyai sifat malu yang Maha Mulia, Dia merasa malu apabila hambanya mengangkat tangan ketika berdoa kepada-Nya lalu Dia tidak menyimpan kebaikan di kedua tangan hambanya. [Hadits Riwayat Imam Hakim di dalam kitab al-Mustarok juz I halaman 479, juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud di dalam kitab Sunan Abu Dawud juz ! halaman 334]

Keterangan Hadits: Di dalam riwayat Imam Hakim, ada rowi yang bernama Amir bin Yasaf, ia adalah Amir bin Abdullah bin Yasaf, ia adalah rowi yang anggap soleh oleh Imam Abu Hatim. [silahkan lihat di dalam kitab Al Jarhu wa Ta’dil juz VI halaman 329].
Sedangkan pernyataan sholeh dan tsiqoh kepada Amir bin Yasaf masih dipertanyakan oleh para ulama hadits, sebab menurut Imam ibnu Adi Amir bin Yasaf adalah rowi yang munkarul hadits. [silahkan lihat di dalam kitab Lisanul Mizan juz III halaman 224, dan di dalam kitab Ta’jilul Manfaah juz I halaman 206]
Kesimpulan:
1. Hadits-hadits yang menerangkan mengangkat tangan dalam berdoa semuanya Dhoif
2. Berdoa setelah sholat itu dianjurkan tapi tidak sambil mengangkat tangan, berdoa ketika melihat ka’bah itu dianjurkan tapi tidak sambil mengangkat tangan, berdoa setelah menguburkan jenazah itu dianjurkan tapi tidak sambil mengangkat tangan, berdoa ketika taubat itu dianjurkan tapi tidak sambil mengangkat tangan
3. Hukum berdoa sambil mengangkat tangan itu Bid’ah sebab hadits-hadits yang menjelaskannya tergolong hadits dhoif
Tadzkiroh/Peringatan :
Berdoa sambil mengangkat tangan itu dianjurkan ketika shalat Istisqo[Meminta hujan] dan setelah berwudhu saja, selain dari keduanya tidak dianjurkan.

Dalil mengangkat tangan ketika shalat istisqo terdapat di dalam hadits riwayat imam bukhori di kitab Shahih al Bukhari juz  I halaman 226, dan di dalam hadis riwayat imam muslim di kitab Shahih Muslim juz 2, halaman 216, yang diterima dari sahabat annas bin malik :

كَانَ النَّبِيُّ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلاَّ فِي الاسْتِسْقَاءِ وَإِنَّهُ يَرْفَعُ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ

Artinya: keadaan Nabi tidak mengangkat kedua tangannya ketika berdoa selain di waktu shalat istisqo sampai kelihatan putih di ketiaknya. [hadits ini shahih sebab di dalam sanadnya semua rowinya tsiqoh dan sholeh]

Adapun mengangkat tangan setelah berwudhu di terangkan di dalam hadis riwayat imam bukhori di kitab shohih bukhori juz  3 halaman 67, yang diterima dari sahabat abi musa :

 لَمَّا فَرَغَ النَّبِيُّ مِنْ حُنَيْنٍ بَعَثَ أَبَا عَامِرٍ عَلَى جَيْشٍ إِلَى أَوْطَاسٍ … فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ

Artinya: ketika Nabi selesai perang Hunain, beliau mengutus Amir dan pasukannya ke Authos maka nabi meminta air lalu wudhu, lalu mengangkat tangan seraya beroda

: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ فَقُلْتُ وَلِي فَاسْتَغْفِرْ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِاللهِ بْنِ قَيْسٍ ذَنْبَهُ وَأَدْخِلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُدْخَلاً كَرِيمً
[Hadis ini shahih di dalam sanadnya tidak ada kecacatan]

No comments:

Post a Comment